Senin, 03 September 2012

Kankroid ( Ulkus Molle)

Etiologi
     Ulkus molle adalah penyakit kelamin dengan ulkus genital yang nyeri sekali. Kuman penyebabnya adalah Hemofilus ducreyi, suatu basil gram negatif yang berbentuk batang. Penularan biasanya berlangsung lewat koitus, tetapi dapat juga melalui tangan. Masa inkubasinya pendek; biasanya luka sudah kelihatan dalam waktu 3-5 hari atau lebih dini lagi, sesudah terkena infeksi.

Gambaran Klinik
     Luka dini kelihatan berupa vesikopustula pada vulva, vagina atau serviks, nyeri tanpa indurasi. Kemudian, luka ini mengalami degenerasi, melebar dan tampak membesar yang meradang disertai dengan edema. Luka ini sangat nyeri dan mengeluarkan getah yang berbau, kental dan dapat menular. Ulkus ini kemudian dapat berkembang menjadi kumpulan ulkus-ulkus. Kadang-kadang kankroid dapat berkembang menjadi ulkus-ulkus serpiginus dan fagedenis. Kira-kira setengah dari pasien akan menderita limfadenitis inguinal yang terasa nyeri; bubo dapat membesar dan menjadi abses.

Diagnosis
     Hemofilus Ducreyi dapat dibiakkan pada agar darah dar luka-luka terbuka atau bubo. Tes kulit intradermal dengan vaksin basil menjadi positif 1-2 minggu sesudah infeksi ( tes kulit Ducrey ). Reaksi ini dapat tetap positif selama bertahun-tahun. Pencatan Gram yang dilakukan pada bahan yang diambil dari luka dapat menunjukkan basil batang gram negatif yang bertumpuk-tumpuk seperti dalam satu ikatan. Pembiakan yang dibuat dari bahan yang diambil secara boipsi adalah cara yang paling akurat untuk diagnosis.

Penanganan
     Penanganan lokal yang terdiri atas kebersihan sangat penting; luka dini harus dibersihkan sengan larutan sabun yang encer. Pengobatan terdiri atas pemberian salah satu jenis sulfonamid, misalnya sulfisoxazole selama 7-10 hari. Pengobatan ini dapat diulang. keuntungan pemberian sulfonamid adalah karena obat ini tidak menutupi adanya infeksi campuran dengan sifilis. Sterptomisin 1 gram intramuscular setiap hari mungkin dapat menyembuhkan kankroid; dan kadang-kadang pengobatan ini dapat dikombinasikan dengan tetrasiklin 500 mg oral 3-4 kali sehari selama 2 minggu, atau sampai sembuh. 

Kehamilan Ektopik

     Kehamilan Ektopik adalah kehamilan dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak ditempat yang normal yakni dalam endometrium kavum uteri. Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih juga banyak dipakai, oleh karena terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam uterus tetapi tidak pada tempat yang normal, misalnya kehamilan pada pars interstisialis tuba dan kehamilan pada serviks uteri.
     Menurut lokasinya, kehamilan ektopik dapat dibagi dalam beberapa golongan :
a. Tuba Fallopii
  1. Pars interstisialis
  2. Isthmus
  3. Ampulla
  4. Indundibulum
  5. Fimbria
b. Uterus
  1. Kanalis servikalis
  2. Divertikulum
  3. Kornua
  4. Tanduk rudimenter
c. Ovarium
d. Intraligamenter
e. Abdominal
  1. Primer
  2. Sekunder
f. Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus

     Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 25 dan 35 tahun. Frekuensi kehamilan ektopik dilaporkan 1 diantara 300 kehamilan, akan tetapi mungkin angka ini terlampau rendah. Mungkin pemberian antibiotika pada infeksi pelvik khususnya gonorea, memperbesar kehamilan ektopik, oleh karena dengan pengobatan tersebut kemungkinan hamil masih terbuka, namun perubahan pada endosalping menghambat perjalanan ovum yang dibuahi menuju ke uterus..
  

Minggu, 02 September 2012

Gangguan Haid dan Siklusnya

    Adapun gangguan haid dan siklusnya, adalah :

1. Hipermenorea (Menoragia)
    Hipermenorea adalah pendarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari ). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium yang lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas yang terganggu, polip endometrium, gangguan pelepasan endometrium pada waktu haid ( irreguler endometrial shedding ), dan sebagainya. Pada gangguan pelepasan endometrium biasanya terdapat juga gangguan dalam pertumbuhan endometrium yang di ikuti dengan gangguan pelepasan pada waktu haid.

2. Hipomenorea
     Hipomenorea adalah pendarahan haid yang lebih pendek dan / atau lebih kurang dari biasanya. Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada uterus ( misalnya sesudah miomektomy), pada gangguan endokrin, dan lain-lain. Kecuali jika ditemukan sebab yang nyata, terapi terdiri atas menenangkan penderita. Adanya hipomenorea tidak mengganggu fertilitas.

3.Polimenorea
     Pada Polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa ( kurang dari 21 hari). Pendarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa. Hal yang terakhir ini diberi nama polimenoragia atau epimenoragia.
     Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain adalah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dan sebagainya.

4. Oligomenorea
    Disini siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Apabila panjangnya siklus lebih dari 3 bulan, hal itu sudah dinamakan amenorea. Pendarahan pada oligomenorea biasanya berkurang.
    Oligomenorea dan amenorea sering kali mempunyai dasar yang sama, perbedaanya terletak dalam tingkat. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulatoar dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasa.

5. Amenorea
     Amenorea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya  3 bulan berturut-turut. Lazimnya diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder. Kita berbicara tentang amenorea primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun keatas tidak pernah dapat haid; sedang pada amenorea sekunder penderita pernah mendapat haid, tetapi kemudian tidak dapat lagi. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan kongenital dan kelaiana-kelainan genetik. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor, penyakit infeksi dan lain-lain.

Alat Genital Pada Wanita

     Adapun alat - alat sistem reproduksi wanita adalah sebagai berikut :
1. Vulva
    vulva adalah tempat bermuaranya sistem urogenital. Disebelah luar vulva dilingkari oleh labia mayora ( Bibir besar ) yang ke belakang menjadi satu dan membentuk kommissura posterior dan perineum. Di bawah kulitnya terdapat jaringan lemak serupa dengan yang ada di mons veneris. Medial dari bibir besar ditemukan bibir kecil ( labia minora ) yang ke arah perineum menjadi satu dan membentuk frenulum labiorum pupendi. Di depan frefulum  ini terletak fossa navikulare. Kanan dan kiri dekat pada fossa navikulare ini dapat dilihat dua lubang kecil tempat saluran kedua glandulae Bartholini bermuara. Kedua depan labia minora menjadi satu dan membentuk prepusium klitoridis dan frenulum klitoridis. Di bawah prepusium klitoridis terdapat klitoris. Kira-kira 1,5 cm dibawah klitoris terdapat orifisium urethrae eksternum ( lubang kemih ). Di kanan kiri lubang kemih ini terdapat dua lubang kecil dari saluran yang buntu ( duktus parautethralis atau duktus Skene).

2. Vagina
     Vagina menghubungkan genitalia eksterna dengan genitalia interna. Introitus vagina tertutup pada himen ( selaput dara ), suatu lipatan selaput setempat. Pada seorang virgo selaput daranya masih utuh, dan lubang selaput dara ( hiatus himenalis ) umumnya hanya dapat dilalui oleh jari kelingking.
     Vagina berukuran di depan 6,5 cm dan dibelakang 9,5 cm, sumbunya berjalan kira-kira sejajar  dengan arah pinggir bawah simfisis ke promontorium. Arah ini penting diketahui jika memasukkan jari ke dalam vagina pada pemeriksaan ginekologik.
     Epitel vagina terdiri atas epitel skuamosa dalam beberapa lapisan. Lapisan tidak mengandung kelenjar, akan tetapi dapat mengadakan transudasi. Pada anak kecil epitel itu amat tipis, sehingga mudah terkena infeksi, khususnya oleh gonokokkus.

3. Uterus
     Uterus pada seorang dewasa berbentuk seperti buah avokat atau buah peer yang sedikit gepeng. Ukuran panjang uterus adalah 7 - 7,5 cm, lebar di tempat yang paling lebar 5,25 cm, dan tebal 2,5 cm. Uterus terdiri atas korpus uteri (2/3 bagian atas) dan serviks uteri (1/3 bagian bawah).
     Di dalam korpus uteri terdapat rongga ( kavum uteri ), yang membuka ke luar melalui saluran ( kanalis servikalis ) yang terletak di serviks. Bagian bawah serviks yang terletak di vagina dinamakan porsio uteri ( pars vaginalis servisis uteri), sedangkan yang berada di atas vagina disebut pars supravaginalis servisis uteri. Antara korpus dan serviks masih ada bagian yang disebut isthmus uteri.
     Bagian atas uterus disebut fundus uteri, di situ tuba Fallopii kanan dan kiri masuk ke uterus. Dinding uterus terdiri atas miometrium, yang merupakan otot polos berlapis tiga ; yang sebelah luar longitudinal, yang sebelah dalam sirkuler, yang antara kedua lapisan ini beranyaman. Miometrium dalam keseluruhannya dapat berkontraksi dan berrelaksasi.

4. Tuba Fallopii
     Tuba Fallopii adalah saluran telur berasal dari duktus Mulleri. Rata-rata panjangnya tuba 11 - 14 cm. Bagian yang berada di dinding uterus dinamakan pars intertisialis, lateral dari itu (3-6 cm) terdapat pars isthmika yang masih sempit ( diameter 2-3 mm), dan lebih ke arah lateral lagi pars ampullaris yang lebih lebar ( diameter 4-10 mm) dan mempunyai ujung terbuka menyerupai anemon yang disebut infundibulum. Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viserale, yang merupakan bagian dari ligamentum latum.

5.Ovarium
     Indung telur pada seorang dewasa sebesar ibu jari tangan, terletak di kiri dan di kanan, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovarii proprium. Pembuluh darah ke ovarium melalui ligamentum suspensorium ovarii ( ligamentum infundibulopelvikum).